outbound training bogor

Outbound Training di Bogor

Outbound Training  –  Jika entitas perusahaan atau lembaga Anda sedang merencanakan penyelenggaraan program outbound training, jangan ragu untuk menghubungi Hotline HEXs Indonesia di nomor +62 811-1200-996. Bagaimanapun, jika Anda tengah mencari pemahaman yang lebih dalam mengenai outbound training sebagai salah satu pendekatan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), baik itu dari perspektif sejarahnya, definisi menurut pakar, perannya dalam konteks pelatihan SDM, serta tujuan, manfaat, dan tahapan dalam pelaksanaannya, maka artikel ini patut untuk Anda telusuri hingga selesai.

Dan belakangan ini, terdapat kecenderungan yang semakin meningkat di mana outbound, sebagai salah satu metode dalam pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, mulai dianggap sebagai bagian dari industri pariwisata di Indonesia. Pembiasan ini tidak hanya terbatas pada tingkat konseptual, namun juga telah meresap ke dalam hakikat dari outbound itu sendiri.

Oleh karena itu, penting bagi para pihak yang akan terlibat dalam kegiatan outbound untuk dapat memahami perbedaan antara outbound sebagai metode dalam pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dengan outbound sebagai destinasi wisata.

Pengembangan kepemimpinan, pembentukan karakter individu, dan pembangunan tim yang kokoh merupakan tujuan yang dapat dicapai melalui pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan melalui kegiatan di luar ruangan (outdoor activities).

Pembelajaran yang terjadi di tengah-tengah alam dapat meningkatkan rasa kebersamaan, solidaritas, kepekaan, dan juga mampu memberikan inspirasi kepada peserta. Ini disebabkan oleh alam yang tidak hanya berfungsi sebagai lingkungan pembelajaran yang efektif, tetapi juga sebagai tempat yang tepat untuk pengembangan karakter. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mencapai hal ini adalah melalui program outbound training.

Outbound merupakan metode pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang memusatkan pada pengalaman belajar melalui kegiatan di alam terbuka, menggunakan permainan-permainan edukatif dan petualangan sebagai sarana untuk pengembangan diri (personal development) dan pengembangan tim (team development).

Sejarah Outbound

Ancok (2013) menguraikan bahwa outbound, sebagai pendekatan pendidikan melalui kegiatan di alam terbuka (outbound training), pertama kali muncul pada tahun 1821 dengan berdirinya Round Hund School. Sekolah ini menjadi tempat di mana individu berkumpul untuk mempelajari berbagai konsep dengan kebebasan yang sangat mendukung proses pembelajaran. Studi lain menunjukkan bahwa kegiatan seperti ice breaking yang dilakukan di luar ruangan dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa, termasuk kejujuran (Bakhtiar, 2015).

Pada tahun 1941, pendidikan melalui kegiatan outbound mulai diperkenalkan di Inggris oleh Kurt Hahn, seorang pendidik asal Jerman, dan Lawrence Holt, seorang pedagang Inggris. Mereka membangun lembaga pendidikan berbasis petualangan (adventure-based education) dengan menggunakan kapal layar kecil dan tim penyelamat untuk membimbing pemuda pada masa perang. Tujuan dari pendidikan ini adalah untuk mengembangkan kesadaran akan konsekuensi dari tindakan mereka serta memupuk rasa kebersamaan dan kasih sayang terhadap sesama (Ancok, 2013).

Dengan pendekatan, metode, dan media yang digunakan oleh sekolah Outward Bound, banyak pakar pendidikan mengklasifikasikan pelatihan yang diajarkan oleh Dr. Hahn sebagai Adventure Education atau Experiential Learning (EL). Pasca Perang Dunia II, pendekatan ini berkembang pesat dan menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk di luar Eropa.

Metode pelatihan outbound di alam terbuka yang dikembangkan oleh Hahn berfungsi sebagai katalisator perubahan dan membantu peserta untuk lebih memahami kelebihan dan kelemahan mereka masing-masing. Pendekatan manajemen outbound ini kemudian dikenal dengan nama Outward Bound dan mulai tersebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Definisi Outbound

Outbound berasal dari kata “out of boundaries” yang merupakan sebuah istilah maritim yang merujuk pada keluar dari batasan. Secara harfiah, Outbound mengartikan proses eksplorasi dan pencarian pengalaman melalui kegiatan di alam terbuka. Praktik ini telah ada sejak zaman Yunani kuno. Namun, dalam konteks pendidikan formal, Outbound diperkenalkan sejak tahun 1821 dengan didirikannya Round Hill School di Inggris. Meskipun demikian, pendekatan ini secara sistematis baru mulai dipopulerkan di Inggris pada tahun 1941.

Lembaga pendidikan Outbound ini didirikan oleh Kurt Hahn, seorang pendidik asal Jerman, yang bekerja sama dengan seorang pedagang Inggris bernama Lewrence Holt. Keduanya merancang pendidikan berbasis petualangan (adventured-based education) yang bertujuan untuk mengembangkan pemuda. Ancok (2003) menjelaskan hal ini dalam karyanya yang berjudul “Outbound Management Training.”

Pengertian Outbound

Outbound merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan experiential learning. Kegiatan ini melibatkan aplikasi game-game yang memiliki makna mendalam, filosofis, dan sarat akan pesan-pesan simbolik yang dapat membangun karakter individu menuju kesuksesan, baik dalam aspek pribadi maupun dalam kerja tim.

Menurut Adrianus dan Yufiarti (2006:44), kegiatan outbound mengembangkan kreativitas, komunikasi efektif, kemampuan mendengarkan, kerjasama, motivasi diri, kompetisi, problem solving, dan percaya diri. Melalui pengalaman belajar dalam sistem outbound, individu menjadi lebih peka terhadap tanggung jawab, lebih kreatif, dan mampu menerapkan nilai-nilai kejujuran. Kejujuran ini terbentuk melalui kompetisi yang berlangsung sesuai aturan, serta motivasi positif yang mendorong tumbuhnya nilai-nilai kejujuran yang lebih kuat.

As‟adi Muhammad (2009) menyebutkan bahwa outbound training tidak hanya menyegarkan pikiran dan meningkatkan kecepatan berpikir, tetapi juga menyajikan konsep-konsep, materi, dan tujuan tertentu yang harus dicapai.

Gass (1993) (Ancok, 2013: 3) menjelaskan bahwa outbound training juga dapat digunakan sebagai terapi kejiwaan. Aktivitas ini menggabungkan unsur olahraga dan permainan yang melibatkan peserta secara kognitif, emosional, dan psikomotorik. Hal ini menciptakan stimulasi emosional dan fisik pada peserta.

Outbound training menjadi metode yang efektif dalam membangun kecerdasan kolektif dalam sebuah tim kerja. Hal ini tercapai melalui pengembangan individu, koordinasi tim, kepercayaan, dan semangat saling mendukung. Outbound memberikan pengalaman mendekatkan diri pada alam, serta menyajikan pengalaman rekreatif dan edukatif yang mendalam bagi peserta.

Dengan menggabungkan unsur permainan, edukasi, dan rekreasi, kegiatan outbound menciptakan suasana keakraban, kebersamaan, dan kerjasama tim yang dapat membantu dalam mengatasi tantangan yang dihadapi.

Outbound training merupakan kegiatan pelatihan di alam terbuka yang penuh tantangan dan menyenangkan. Melalui game-game kreatif, baik secara individu maupun kelompok, peserta dapat mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan sosial serta kerjasama tim.

Menurut Susilo (2005: 15), outbound training juga berperan dalam membangun kerjasama tim dan sifat sosial yang mendukung.

Narasi

Pelatihan SDM berbasis Outbound

Outbound training, atau pelatihan di alam terbuka, menjadi salah satu program pengembangan karyawan yang semakin diminati oleh perusahaan-perusahaan terkemuka. Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah perusahaan yang mengadopsi program ini sebagai upaya pengembangan karyawan. Program ini terbukti efektif dalam membentuk perilaku seseorang baik secara fisik maupun mental intelektual. Pelatihan di alam memberikan manfaat besar bagi perusahaan dengan meningkatkan kualitas berpikir karyawan dalam menganalisis masalah di dalam perusahaan.

Program pelatihan manajemen di alam terbuka disajikan dalam berbagai bentuk, seperti permainan, simulasi, diskusi, dan petualangan, sebagai media penyampaian materi. Dalam Outbound Management Training (OMT), peserta terlibat secara aktif dalam aktivitas belajar dengan melakukan tindakan langsung (learning by doing), yang memberikan umpan balik segera tentang dampak dari kegiatan yang dilakukan. Hal ini menjadi bahan pengembangan diri pegawai di masa depan. Dengan demikian, program pelatihan di alam terbuka seperti outbound training merupakan metode efektif untuk mengembangkan keterampilan dan perilaku karyawan dalam menghadapi tantangan di lingkungan kerja.

Outbound Management Training (OMT) telah menjadi pilihan yang populer dalam program pengembangan karyawan di perusahaan-perusahaan terkemuka. Ancok (2003:04) menyebutkan beberapa alasan mengapa OMT dipilih, antara lain: (a) sebagai simulasi kehidupan kompleks yang disederhanakan, (b) menggunakan pendekatan belajar melalui pengalaman, dan (c) penuh dengan kegembiraan karena dilakukan melalui permainan.

Dalam OMT, orientasi kerja berfokus pada proses dan hasil kerja berdasarkan kerjasama antar unit organisasi. Media outdoor activities atau outbound training menjadi pilihan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Boyett dan Boyett (1998) seperti yang dikutip Ancok (2003:06), setiap proses belajar yang efektif memerlukan tahapan-tahapan penting, yakni: (a) pembentukkan pengalaman (Experience), (b) perenungan pengalaman (Reflect), (c) pembentukkan konsep (Form Concept), dan (d) pengujian konsep (Test Concept). Dengan mengikuti tahapan-tahapan ini dalam OMT, peserta dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih efektif dan meningkatkan keterampilan serta kemampuan kerjasama mereka.

Metode pelatihan outbound training menjadi pilihan yang populer bagi banyak perusahaan karena dapat membantu pengembangan karyawan secara efektif. Dalam metode ini, peserta terlibat secara aktif dalam aktivitas belajar dengan melakukan experiential learning yang melibatkan permainan, simulasi, diskusi, dan petualangan di alam terbuka. Hal ini membantu peserta untuk belajar dari apa yang mereka alami dan menghubungkannya dengan permasalahan hidup sehari-hari.

Metode ini memiliki beberapa nilai tambah, seperti memberikan keleluasaan bagi peserta untuk bergerak secara fisik, emosional, dan berpikir, yang tidak mungkin dilakukan dalam pelatihan konvensional dalam ruangan. Selain itu, metode outbound training juga membantu peserta dalam pengembangan perilaku manajerial yang lebih adaptif dan dapat menangani berbagai jenis tugas dan perubahan lingkungan yang kompetitif.

Dalam metode ini, terdapat empat tahapan belajar yang efektif, yaitu pembentukkan pengalaman, perenungan pengalaman, pembentukkan konsep, dan pengujian konsep. Dengan mengikuti tahapan ini, peserta dapat memperoleh umpan balik yang berguna untuk pengembangan diri mereka di masa depan.

Materi Outbound Training

Program outbound training sangat erat kaitannya dengan prinsip dasar teori experiential learning. Selain menggunakan aktivitas di alam terbuka, program ini juga mengadopsi metode yang terkait dengan pengembangan diri pribadi. Pandangan dari Hardjana (2001:49) menegaskan bahwa kegiatan eksperiential dijadikan materi pelatihan karena melalui kegiatan tersebut, terjadi proses pembelajaran dan perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan keterampilan secara berkesinambungan melalui berbagai metode yang digunakan.

Lebih lanjut, Hardjana (2001:50) juga mengemukakan bahwa bentuk kegiatan eksperiential dapat bervariasi, seperti permainan, pemecahan masalah, penyelesaian tugas, pengelolaan konsep, atau penerapan teori baru. Bentuk-bentuk kegiatan tersebut merangsang individu untuk meningkatkan kesadaran dalam membentuk sikap dan perilaku yang diinginkan dalam konteks kerja.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa materi yang diterapkan dalam metode outbound training secara inheren berkaitan dengan prinsip dasar teori experiential learning. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup berbagai bentuk, seperti permainan, pemecahan masalah, penyelesaian tugas, serta pengolahan konsep atau teori baru. Proses refleksi individu dalam konteks kegiatan ini juga dapat meningkatkan kesadaran dalam membentuk sikap dan perilaku yang relevan dalam situasi kerja. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan ini tidak hanya merupakan proses belajar, tetapi juga merupakan langkah menuju perubahan dalam pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan keterampilan.

Sebelum menentukan materi yang akan disampaikan dalam outbound training, Randall dan Schuler (1997:331-336) menyarankan adanya analisis kebutuhan terlebih dahulu, baik dari sisi kebutuhan organisasi maupun kebutuhan pribadi karyawan. Tujuannya adalah agar materi yang diberikan dalam kegiatan outbound training dapat efektif dan efisien, sesuai dengan jabatan pekerjaan karyawan, kebutuhan organisasi, dan waktu yang tersedia. Pelaksanaan outbound training juga memberikan keuntungan karena dilakukan sesuai dengan realitas lapangan dengan pengamatan yang teliti.

Proses observasi tersebut memungkinkan pengembangan atas konsep yang abstrak dan pola kerja yang optimal. Namun, pelaksanaan outbound training memerlukan waktu yang cukup panjang dan dukungan penuh dari pihak perusahaan. Hal ini penting karena pengalaman nyata yang diikuti dengan pengembangan dari konsep abstrak akan menghasilkan situasi dan pola kerja yang lebih baik.

Event Outbound Training

Ancok (2003:36) mengemukakan bahwa tujuan dari pelatihan outbound training adalah meningkatkan kemampuan pegawai dalam bekerja dalam tim (teamwork), meningkatkan motivasi dan keyakinan diri karyawan terhadap kemampuan pribadi (personal development), serta mampu berpikir kreatif (inovasi). Outbound training menjadi instrumen yang efektif untuk pengembangan kemampuan di bidang manajemen organisasi dan pengembangan diri.

Dengan menerapkan metode outbound training, pengembangan tim (team building) dapat meningkatkan sinergi dalam tim dan menciptakan nilai tambah yang tinggi dari perbedaan di antara anggota tim. Pengembangan budaya organisasi (culture development) juga dapat diperkuat melalui outbound training dengan memengaruhi perilaku, atribut, simbolisme, dan kebiasaan para anggota perusahaan yang pada akhirnya memengaruhi kinerja perusahaan. Pengelolaan perubahan (managing change) juga menjadi fokus outbound training untuk membantu menyesuaikan perubahan dan mengurangi gangguan konsentrasi kerja bagi manajemen. Selain itu, perencanaan strategis (strategic planning) juga dapat diperkuat melalui outbound training untuk mengidentifikasi faktor peluang dan ancaman di lingkungan strategis bisnis.

Untuk mencapai manajemen yang efektif, perusahaan perlu meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya untuk dapat bekerja secara tim. Peningkatan ini meliputi aspek perilaku individu maupun saat berinteraksi dalam tim. Pelatihan diperlukan untuk membangun kemampuan, keterampilan, dan motivasi kerja sebagai tim.

Simulasi outdoor activities dapat membentuk sikap, cara berpikir, dan persepsi yang kreatif serta positif dari setiap peserta. Interaksi antara peserta dengan alam melalui kegiatan simulasi di alam terbuka membangun rasa kebersamaan, keterbukaan, toleransi, dan kepekaan yang mendalam pada peserta. Hal ini diharapkan mampu memberikan semangat, inisiatif, dan pola pemberdayaan baru dalam perusahaan.

Melalui simulasi outdoor activities, peserta dapat belajar bekerja dalam kelompok (teamwork) dengan berinteraksi dalam bentuk komunikasi yang efektif, manajemen konflik, kompetisi, kepemimpinan, manajemen risiko, pengambilan keputusan, dan inisiatif. Hal ini akan memperkuat kemampuan sumber daya manusia dalam membangun tim yang efektif dan sinergis di dalam perusahaan.

Manfaat & Tujuan Outbound training

Tujuan Outbound Training

Tujuan umum dari outbound training adalah untuk membangkitkan rasa percaya diri yang kuat, menyediakan proses terapi diri, terutama bagi mereka yang mengalami ketidaknormalan dalam berkomunikasi, dan mempromosikan saling pengertian untuk menciptakan hubungan saling percaya di antara peserta. Outbound training menekankan kegiatan permainan yang mampu meningkatkan motivasi peserta. Biasanya, pola permainan yang diselenggarakan melibatkan kerjasama antar tim atau individu, membantu melatih pikiran dan aktivitas fisik dengan aspek positif. Oleh karena itu, outbound training menjadi pilihan yang tepat bagi semua orang yang mencari pelatihan pengembangan diri yang menyenangkan, menarik, dan jauh dari kebosanan. (Ancok, Jamaludin. Outbound Management Training, hal. 3).

Manfaat Outbound Training

Secara umum, kegiatan outbound training memberikan berbagai manfaat yang berharga dalam pengembangan individu. Salah satunya adalah meningkatkan keberanian dalam bertindak dan menyampaikan pendapat. Kegiatan outbound juga membentuk pola pikir kreatif serta meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual dalam berinteraksi. Melalui pengalaman ini, seseorang dapat mengalami pertumbuhan pribadi yang signifikan menuju kedewasaan. Pengalaman dalam kegiatan outbound memberikan dampak positif yang berkelanjutan dalam perkembangan individu (Muhammad, 2009).

Menurut Badiatul Muchlisin, kegiatan di alam terbuka (outbound) juga memberikan manfaat yang beragam, antara lain:

  1. Komunikasi efektif: Melalui outbound training, peserta belajar untuk melakukan pertukaran informasi, ide, dan perasaan dengan cara yang menghasilkan perubahan sikap positif, memperkuat hubungan antarpersona, dan membangun kepercayaan.
  2. Pengembangan tim: Kegiatan ini membantu dalam meningkatkan hubungan sosial dan memperjelas peran masing-masing individu dalam sebuah tim melalui kolaborasi dalam tugas-tugas yang diberikan.
  3. Pemecahan masalah: Outbound training mendorong peserta untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi dengan cara yang kreatif dan efektif.
  4. Kepercayaan diri: Peserta outbound training mengembangkan keyakinan dalam kemampuan dan kinerja mereka, yang pada gilirannya meningkatkan motivasi dan semangat untuk mencapai tujuan.
  5. Kepemimpinan: Melalui kegiatan ini, peserta belajar tentang keterampilan kepemimpinan praktis dan bagaimana membimbing orang lain atau sebuah tim menuju tujuan yang ditetapkan.
  6. Kerja sama: Outbound training mengajarkan pentingnya kerjasama tim dan memperkuat sinergi antarindividu dalam mencapai tujuan bersama.
  7. Hiburan dan kesenangan: Permainan yang diadakan dalam kegiatan outbound tidak hanya bermanfaat secara pembelajaran, tetapi juga menyenangkan bagi peserta.
  8. Konsentrasi dan fokus: Melalui aktivitas outbound, peserta dilatih untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi dan fokus pada tujuan yang ditetapkan.
  9. Kejujuran dan sportivitas: Outbound training mempromosikan nilai-nilai kejujuran dan sportivitas dalam interaksi antarpeserta, memupuk sikap yang fair play dan positif.

Dengan demikian, kegiatan outbound training merupakan investasi yang berharga dalam pengembangan individu dan tim secara holistik.

Tahapan Outbound Training

Menurut Jamaludin Ancok dalam bukunya “Outbound Management Training” (halaman 6-16), terdapat empat tahapan dalam outbound training:

  1. Pembentukan pengalaman (experience): Pada tahap ini, peserta aktif terlibat dalam setiap kegiatan atau permainan dalam outbound bersama dengan anggota tim atau kelompok lainnya. Kegiatan permainan dalam outbound bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta. Pengalaman langsung ini merupakan sarana untuk menghasilkan pengalaman intelektual, emosional, dan fisik bagi peserta. Dalam kegiatan outbound, pengalaman yang dihadirkan disesuaikan dengan kebutuhan peserta.
  2. Perenungan pengalaman (reflect): Tahap ini dilakukan untuk merefleksikan pengalaman yang didapat dari kegiatan yang telah dilakukan. Setiap peserta diminta untuk mengungkapkan pengalaman pribadi yang dirasakan selama berpartisipasi dalam kegiatan. Hal ini meliputi pengalaman intelektual, emosional, dan fisik yang dialami oleh peserta.
  3. Pembentukan konsep (form concept): Pada tahap ini, peserta mencoba untuk mencari makna dari pengalaman yang telah mereka alami dalam kegiatan. Mereka berusaha untuk mengaitkan pengalaman tersebut dengan konsep-konsep yang relevan. Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap refleksi sebelumnya.
  4. Pengujian konsep (test concept): Tahap ini melibatkan diskusi antara peserta untuk menguji pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang telah dibentuk sebelumnya. Instruktur juga menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk mengevaluasi apakah peserta dapat mengambil pelajaran dari kegiatan outbound dan sejauh mana mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Lembaga Pelatihan berbasis outbound di Bogor

HEXs Indonesia, atau Highland Experience Indonesia, merupakan sebuah organisasi yang memfokuskan pada pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) menggunakan metode experiential learning sebagai media pembelajaran. Mereka berkomitmen untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia melalui pelatihan yang efektif. Tim HEXs Indonesia terdiri dari para ahli di bidangnya dan telah melayani berbagai perusahaan swasta, pemerintah, dan organisasi nirlaba.

Program yang diselenggarakan oleh HEXs Indonesia difokuskan pada petualangan dan aktivitas sosial, dengan kegiatan dilaksanakan di Highland Camp Gunung Paseban dan Pegunungan Halimun Bogor. Salah satu program utama HEXs Indonesia adalah outbound training dengan pendekatan Experiential Learning untuk pembentukan tim, kepemimpinan, pembangunan karakter, pemecahan masalah, dan komunikasi efektif.

Berikut adalah beberapa tujuan dari program outbound training HEXs Indonesia:

  1. Menumbuhkan jiwa kepemimpinan:Peserta diajak untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan melalui permainan dan aktivitas khusus yang dirancang untuk tujuan ini. Ini termasuk kemampuan dalam pengambilan keputusan, motivasi, dan kepemimpinan tim yang efektif.
  2. Meningkatkan kemampuan aktualisasi diri:Melalui pembangunan karakter, peserta didorong untuk mengembangkan sifat-sifat positif seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama. Ini akan memberi dasar yang kuat bagi peserta untuk menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih efektif.
  3. Melatih kerjasama tim:Pembangunan tim adalah salah satu tujuan utama, dengan peserta diberi kesempatan untuk memperkuat kerjasama antar anggota tim melalui permainan dan aktivitas khusus. Hal ini membantu membangun tim yang solid dan efektif.
  4. Pemecahan masalah:Peserta dilatih untuk mengembangkan kemampuan dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah dengan cara yang efektif. Ini termasuk menghadapi tantangan dan masalah melalui permainan dan aktivitas yang dirancang khusus.
  5. Komunikasi efektif:Melalui permainan dan aktivitas, peserta diajak untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif, yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan di tempat kerja.

Dengan demikian, program outbound training HEXs Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan, membangun karakter, memperkuat kerjasama tim, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dan meningkatkan kemampuan komunikasi efektif pada peserta.

Resume dan FAQ (Frequently Asked Questions)

Outbound adalah sebuah metode pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang pertama kali dikembangkan oleh seorang pendidik berkebangsaan Jerman bernama Kurt Hahn. Tujuan utama dari metode ini adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi, dan menciptakan saling pengertian antara individu. Selain itu, metode outbound juga bertujuan untuk merangsang kreativitas, meningkatkan kemampuan komunikasi yang efektif, mendengarkan dengan efektif, memperkuat kerjasama, motivasi diri, mengembangkan kemampuan kompetisi, dan meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah. Dengan berbagai tujuan tersebut, outbound menjadi sebuah metode yang efektif dalam pengembangan individu dan kelompok.

Kemana jika akan merencanakan kegiatan outbound training di Bogor?

Jika Anda ingin merencanakan program outbound training untuk perusahaan atau lembaga Anda, hubungi Hotline HEXs Indonesia di +62 811-1200-996 untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin memahami lebih dalam mengenai outbound training sebagai pendekatan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kami siap membantu.

Home » Blog » Outbound Training di Bogor